Langsung ke konten utama

Rahasia Penyuka Warna Biru

Hai .... hai yang penyuka warna biru, mana suaranya??? Tau nggak sih, orang yang menyukai warna biru ini cenderung kelihatan lembut, kaku dan tertutup. 

Namun, semua tergantung mood-nya. Untuk hal kecil aja kadang bisa terharu lho, maklum hatinya mudah tersentuh. Selain itu, menurut psikologi warna, warna biru biasanya dapat dipercaya dan profesional. Makanya nggak heran kalau bank-bank banyak yang menggunakan warna biru pada logonya.

Mau tau lagi karakter tentang si biru? Nih, saya justin beberkan karakter si biru:

  • Sabar
  • Lebih sering memendam jika perasaan dan hatinya dilukai dan mereka lebih memilih disakiti daripada menyakiti.
  • Jika ada masalah sangat hati-hati dan tidak ceroboh dalam menyelesaikanya.
  • Dalam pergaulan sangatlah sopan tidak terlalu mencolok dalam bersikap tidaklah ekstrim dan menghindari kalimat yang sinis, tajam atau kasar.
  • Ia ingin berdamai dengan dunia dan seluruh makhluk yang ada di bumi (Ini jangkauan besarnya). Jangkauan kecilnya, ia ingin ramah dengan siapa saja dan ingin juga mendapatkan keramahan yang serupa.
  • Tidak sok. Ia selalu ingin lebih baik dari orang lain tanpa harus menganggap orang lain sebagai saingan yang harus disingkirkan.
  • Terkadang memang tidak bisa menerima situasi yang dirasakan atau yang orang lain rasakan kalau hal itu dianggapnya tidak adil.
  • Lebih sering diam karena memahami keadaan dalam setiap hal.
  • Berusaha bertindak dengan kedewasaannya.
  • Dingin
  • Terkadang tersungkur dan mundur, tapi mencoba bangkit dan berusaha mencapai apa yang diinginkan
  • Karakter yang paling istimewa adalah dia ingin seluruh dunia menjadi warna biru dalam arti ia menginginkan kedamaian, keadilan selalu ditegakan, selalu bersahabat dengan sesama makhluk

Percaya nggak percaya penyuka warna biru ternyata karakternya seperti yang saya sebutin diatas. Kalau hal-hal diatas nggak valid, ya monggo nggak usah dipercaya, itu cuma hasil kutipan dari blog sebelah dan sedikit tambahan tulisan tangan saya.

Komentar

  1. Berawal dari keyword: menyiasati optimisme, akhirnya saya melihat blog ini di page one paling bawah.

    Entah kenapa comment saya justru singgah di topik biru ini, selepas membaca artikel tentang bahasa Russia.

    Bahkan saya juga tidak mempedulikan jam berapa menuliskan comment ini, yang pasti..saya menyukai setidaknya 3 artikel sampai dengan menit ini (karena memang baru sempat membaca itu saja).

    Salam perkenalan, tulisan Anda hebat.

    BalasHapus
  2. Kalo saya suka warna orange...biar seeger

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liburan Hemat Keliling Yogyakarta

Ini adalah pengalaman saya pergi bareng dengan saudari saya, Wulan untuk pertama kalinya. Menyempatkan travel atau refreshing otak menjelang akhir tahun 2017 lalu. Liburan kali ini jadinya ke Yogyakarta dengan menaiki kereta api. Sebelum memutuskan tujuan liburan, kami berdebat panjang. Saya ingin ke Banyuwangi , tapi Wulan ingin ke Semarang. Alih-alih tidak ingin terus bersebrangan pendapat, akhirnya kami menemukan titik tengahnya, yaitu Yogyakarta. Mengapa Yogyakarta dipilih menjadi destinasi kami kali ini? Karena kami menganggap kota ini cukup bersahabat untuk kesehatan kantong kami...hehe. Saat berangkat, saya hampir ketinggalan kereta karena bangunnya kesiangan. Ada perasaan takut tiketnya nggak kepake (buang-buang duit dong?). Eh, tapi untungnya saya sampai 10 menit sebelum kereta itu berangkat. Syukurlah masih bisa kekejar dan jadilah kami berangkat naik kereta ekonomi Gajah Wong. Posisi duduk kami di kereta, yaitu berhadapan dengan penumpang lain, kaki susah dijulurkan den...

Kisah Singkat [Kissing] Belajar Bahasa Rusia di PKR

Russian Center for Science and Culture Ketertarikan saya pada Rusia diawali dengan perginya saya ke kota Vladivostok, yang berada di pinggiran Rusia dan berdekatan dengan Korea Selatan. Setelah belajar huruf 'cyrilic' secara otodidak, kemudian saya mencari informasi tentang belajar bahasa Rusia lalu langsung mendaftarkan diri di Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) yang terletak di Jl. Diponegoro No.12, Menteng tersebut. Bisanya saya belajar bahasa Rusia, padahal bahasa Inggris saja masih berantakan dan cenderung lebih ke pasif. Tapi ya mungkin memang sudah takdirnya saya harus mengenal bahasa Rusia dibanding bahasa-bahasa lainnya yang sudah terkenal dan digemari orang Indonesia kebanyakan, seperti bahasa Jepang, Perancis, Mandarin, dll. Mengambil keputusan untuk belajar bahasa Rusia seperti mengenang kembali kejayaan Soekarno pada masa itu, dimana Presiden pertama Indonesia itu bersahabat dengan petinggi Uni Soviet Nikita Krushchev sehingga berdirilah sebuah mesjid biru yang te...