Bagaimanakah gaya berpacaran kamu? Apakah kamu termasuk dalam gaya berpacaran labil atau gaya berpacaran dewasa? Melihat sekeliling, tentu kamu tahu bagaimana gaya berpacaran labil. Apakah kamu tahu bahwa dalam menentukan gaya berpacaran tak ditentukan oleh umur? Bisa saja yang umurnya sudah diatas kepala 2 (dua) atau selebihnya masih menganut gaya berpacaran labil.
Itu semua sebenarnya tergantung bagaimana kamu bisa berpikir dewasa dalam menjalani suatu hubungan. Kamu ingin serius dalam menjalani hubungan dengan pasangan? Baiknya kamu menganut gaya berpacaran dewasa. Tapi, jika kamu masih ingin main-main, tentu wajib bagi kamu memilih gaya berpacaran labil.
Dijelaskan disini bahwa gaya berpacaran labil pada umumnya mungkin seperti putus-nyambung; salah satu pasangan terlalu posesif; serba ingin tahu aktivitas apa yang sedang dilakukan pasangannya pada saat itu; memasang foto berdua di segala akun media sosial; seringnya mengumbar kata sayang, love you, atau apa saja yang bisa membuat pasangannya tersanjung; selalu mengumbar kemesraan di mana saja tanpa melihat situasi, keadaan dan waktu; selalu ingin berdua terus dengan pasangan sampai pada akhirnya mungkin ia menjadi Anti Social (Ansos); bahkan yang lebih parah lagi pasangan sudah mengajak untuk melakukan kegiatan yang berbau seksual.
Sedangkan gaya berpacaran dewasa pada umumnya, seperti memberikan kepercayaan pada pasangan dalam bersosialisasi maupun melakukan aktivitas sehari-hari; mengucapkan kata sayang hanya pada momen-momen yang dianggap penting; memberikan ruang privasi pada pasangan; tahu batas-batas wajar dalam berpacaran; dan bisa membimbing pasangan untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
Itu semua sebenarnya tergantung bagaimana kamu bisa berpikir dewasa dalam menjalani suatu hubungan. Kamu ingin serius dalam menjalani hubungan dengan pasangan? Baiknya kamu menganut gaya berpacaran dewasa. Tapi, jika kamu masih ingin main-main, tentu wajib bagi kamu memilih gaya berpacaran labil.
Dijelaskan disini bahwa gaya berpacaran labil pada umumnya mungkin seperti putus-nyambung; salah satu pasangan terlalu posesif; serba ingin tahu aktivitas apa yang sedang dilakukan pasangannya pada saat itu; memasang foto berdua di segala akun media sosial; seringnya mengumbar kata sayang, love you, atau apa saja yang bisa membuat pasangannya tersanjung; selalu mengumbar kemesraan di mana saja tanpa melihat situasi, keadaan dan waktu; selalu ingin berdua terus dengan pasangan sampai pada akhirnya mungkin ia menjadi Anti Social (Ansos); bahkan yang lebih parah lagi pasangan sudah mengajak untuk melakukan kegiatan yang berbau seksual.
Sedangkan gaya berpacaran dewasa pada umumnya, seperti memberikan kepercayaan pada pasangan dalam bersosialisasi maupun melakukan aktivitas sehari-hari; mengucapkan kata sayang hanya pada momen-momen yang dianggap penting; memberikan ruang privasi pada pasangan; tahu batas-batas wajar dalam berpacaran; dan bisa membimbing pasangan untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
Membahas gaya pacaran labil, sungguh tidak habis pikir saja. Misalkan (1) Kamu sering berfoto-foto bersama dengan pasangan, entah itu dengan gaya biasa saja atau gaya yang 'hot' sampai orang lain kalau lihat jadi kepanasan!!!
Jika hubungan kamu dengan si dia berlanjut mungkin foto-foto kalian berdua bisa jadi memori paling indah, ketika kamu benar-benar menikah dengan si dia. Namun, bagaimana kalau tidak berlanjut? Oh... sungguh foto-foto itu akan menjadi memori yang paling tidak ingin kamu ingat, bahkan mungkin kamu akan lelah menghapus foto kalian berdua di media sosial atau bahkan sekalian kamu bakar hapemu! *lebay
(2) Menulis kata-kata puitis tentang percintaan atau status di akun media sosialnya "Loved you yesterday, love you still, always have and always will".
(Issh... ngetik kata-katanya sedikit geli ya saya). Begini deh, kalau masih dimabuk asmara atau masih baru-barunya pacaran.
Upss... tapi kalau sudah putus, kata-kata atau status di akun media sosial mendadak berubah "My ex wasn't an asshole. He was the whole ass".
Nah, kebayang tidak tuh bedanya? Setelah itu, belum malunya dan yang pasti jadi bahan omongan teman-teman yang lain, bukan? Jadi, pikir kembali bila mau bermesraan ria di media sosial kamu, kalau tidak ingin jadi kenangan buruk!
Jika hubungan kamu dengan si dia berlanjut mungkin foto-foto kalian berdua bisa jadi memori paling indah, ketika kamu benar-benar menikah dengan si dia. Namun, bagaimana kalau tidak berlanjut? Oh... sungguh foto-foto itu akan menjadi memori yang paling tidak ingin kamu ingat, bahkan mungkin kamu akan lelah menghapus foto kalian berdua di media sosial atau bahkan sekalian kamu bakar hapemu! *lebay
(2) Menulis kata-kata puitis tentang percintaan atau status di akun media sosialnya "Loved you yesterday, love you still, always have and always will".
(Issh... ngetik kata-katanya sedikit geli ya saya). Begini deh, kalau masih dimabuk asmara atau masih baru-barunya pacaran.
Upss... tapi kalau sudah putus, kata-kata atau status di akun media sosial mendadak berubah "My ex wasn't an asshole. He was the whole ass".
Nah, kebayang tidak tuh bedanya? Setelah itu, belum malunya dan yang pasti jadi bahan omongan teman-teman yang lain, bukan? Jadi, pikir kembali bila mau bermesraan ria di media sosial kamu, kalau tidak ingin jadi kenangan buruk!
Komentar
Posting Komentar