Langsung ke konten utama

Gaya Pacaran

Bagaimanakah gaya berpacaran kamu? Apakah kamu termasuk dalam gaya berpacaran labil atau gaya berpacaran dewasa? Melihat sekeliling, tentu kamu tahu bagaimana gaya berpacaran labil. Apakah kamu tahu bahwa dalam menentukan gaya berpacaran tak ditentukan oleh umur? Bisa saja yang umurnya sudah diatas kepala 2 (dua) atau selebihnya masih menganut gaya berpacaran labil. 

Itu semua sebenarnya tergantung bagaimana kamu bisa berpikir dewasa dalam menjalani suatu hubungan. Kamu ingin serius dalam menjalani hubungan dengan pasangan? Baiknya kamu menganut gaya berpacaran dewasa. Tapi, jika kamu masih ingin main-main, tentu wajib bagi kamu memilih gaya berpacaran labil.

Dijelaskan disini bahwa gaya berpacaran labil pada umumnya mungkin seperti putus-nyambung; salah satu pasangan terlalu posesif; serba ingin tahu aktivitas apa yang sedang dilakukan pasangannya pada saat itu; memasang foto berdua di segala akun media sosial; seringnya mengumbar kata sayang, love you, atau apa saja yang bisa membuat pasangannya tersanjung; selalu mengumbar kemesraan di mana saja tanpa melihat situasi, keadaan dan waktu; selalu ingin berdua terus dengan pasangan sampai pada akhirnya mungkin ia menjadi Anti Social (Ansos); bahkan yang lebih parah lagi pasangan sudah mengajak untuk melakukan kegiatan yang berbau seksual.

Sedangkan gaya berpacaran dewasa pada umumnya, seperti memberikan kepercayaan pada pasangan dalam bersosialisasi maupun melakukan aktivitas sehari-hari; mengucapkan kata sayang hanya pada momen-momen yang dianggap penting; memberikan ruang privasi pada pasangan; tahu batas-batas wajar dalam berpacaran; dan bisa membimbing pasangan untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
Membahas gaya pacaran labil, sungguh tidak habis pikir saja. Misalkan (1) Kamu sering berfoto-foto bersama dengan pasangan, entah itu dengan gaya biasa saja atau gaya yang 'hot' sampai orang lain kalau lihat jadi kepanasan!!!

Jika hubungan kamu dengan si dia berlanjut mungkin foto-foto kalian berdua bisa jadi memori paling indah, ketika kamu benar-benar menikah dengan si dia. Namun, bagaimana kalau tidak berlanjut? Oh... sungguh foto-foto itu akan menjadi memori yang paling tidak ingin kamu ingat, bahkan mungkin kamu akan lelah menghapus foto kalian berdua di media sosial atau bahkan sekalian kamu bakar hapemu! *lebay

(2) Menulis kata-kata puitis tentang percintaan atau status di akun media sosialnya "Loved you yesterday, love you still, always have and always will". 
  
(Issh... ngetik kata-katanya sedikit geli ya saya). Begini deh, kalau masih dimabuk asmara atau masih baru-barunya pacaran.  

Upss... tapi kalau sudah putus, kata-kata atau status di akun media sosial mendadak  berubah "My ex wasn't an asshole. He was the whole ass"

Nah, kebayang tidak tuh bedanya? Setelah itu, belum malunya dan yang pasti jadi bahan omongan teman-teman yang lain, bukan? Jadi, pikir kembali bila mau bermesraan ria di media sosial kamu, kalau tidak ingin jadi kenangan buruk!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia Penyuka Warna Biru

Hai .... hai yang penyuka warna biru, mana suaranya??? Tau nggak sih, orang yang menyukai warna biru ini cenderung kelihatan lembut, kaku dan tertutup.  Namun, semua tergantung mood- nya. Untuk hal kecil aja kadang bisa terharu lho, maklum hatinya mudah tersentuh. Selain itu, menurut psikologi warna, warna biru biasanya dapat dipercaya dan profesional. Makanya nggak heran kalau bank-bank banyak yang menggunakan warna biru pada logonya. Mau tau lagi karakter tentang si biru? Nih, saya justin beberkan karakter si biru: Sabar Lebih sering memendam jika perasaan dan hatinya dilukai dan mereka lebih memilih disakiti daripada menyakiti. Jika ada masalah sangat hati-hati dan tidak ceroboh dalam menyelesaikanya. Dalam pergaulan sangatlah sopan tidak terlalu mencolok dalam bersikap tidaklah ekstrim dan menghindari kalimat yang sinis, tajam atau kasar. Ia ingin berdamai dengan dunia dan seluruh makhluk yang ada di bumi (Ini jangkauan besarnya). Jangkauan kecilnya,...

Liburan Hemat Keliling Yogyakarta

Ini adalah pengalaman saya pergi bareng dengan saudari saya, Wulan untuk pertama kalinya. Menyempatkan travel atau refreshing otak menjelang akhir tahun 2017 lalu. Liburan kali ini jadinya ke Yogyakarta dengan menaiki kereta api. Sebelum memutuskan tujuan liburan, kami berdebat panjang. Saya ingin ke Banyuwangi , tapi Wulan ingin ke Semarang. Alih-alih tidak ingin terus bersebrangan pendapat, akhirnya kami menemukan titik tengahnya, yaitu Yogyakarta. Mengapa Yogyakarta dipilih menjadi destinasi kami kali ini? Karena kami menganggap kota ini cukup bersahabat untuk kesehatan kantong kami...hehe. Saat berangkat, saya hampir ketinggalan kereta karena bangunnya kesiangan. Ada perasaan takut tiketnya nggak kepake (buang-buang duit dong?). Eh, tapi untungnya saya sampai 10 menit sebelum kereta itu berangkat. Syukurlah masih bisa kekejar dan jadilah kami berangkat naik kereta ekonomi Gajah Wong. Posisi duduk kami di kereta, yaitu berhadapan dengan penumpang lain, kaki susah dijulurkan den...

Kisah Singkat [Kissing] Belajar Bahasa Rusia di PKR

Russian Center for Science and Culture Ketertarikan saya pada Rusia diawali dengan perginya saya ke kota Vladivostok, yang berada di pinggiran Rusia dan berdekatan dengan Korea Selatan. Setelah belajar huruf 'cyrilic' secara otodidak, kemudian saya mencari informasi tentang belajar bahasa Rusia lalu langsung mendaftarkan diri di Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) yang terletak di Jl. Diponegoro No.12, Menteng tersebut. Bisanya saya belajar bahasa Rusia, padahal bahasa Inggris saja masih berantakan dan cenderung lebih ke pasif. Tapi ya mungkin memang sudah takdirnya saya harus mengenal bahasa Rusia dibanding bahasa-bahasa lainnya yang sudah terkenal dan digemari orang Indonesia kebanyakan, seperti bahasa Jepang, Perancis, Mandarin, dll. Mengambil keputusan untuk belajar bahasa Rusia seperti mengenang kembali kejayaan Soekarno pada masa itu, dimana Presiden pertama Indonesia itu bersahabat dengan petinggi Uni Soviet Nikita Krushchev sehingga berdirilah sebuah mesjid biru yang te...