Ketoprak I'm in Love |
Setelah pertemuan di tukang mie ayam, mereka jadi sering komunikasi via sms. Bagaimana bisa sudah sms, 'kan Jono lupa tidak bertanya nomor Paijem kemarin? Ternyata sejak pertemuan di tukang mie ayam, Jono tertarik untuk mendekati Paijem. Makanya saat Paijem pulang dari kosan Tatang, Jono meminta nomor Paijem kepada Tatang.
Sejak saat itulah mereka (Paijem & Jono) jadi rajin bertanya kabar. Tak disangka, ternyata sejak Jono membelikannya Ketoprak, Paijem jadi ada benih-benih rasa suka. Apakah ini pertanda Ketoprak bisa menjadi 'mak comblang' mereka? Jawabannya..."Tidak", tidak mungkinlah hanya gara-gara Ketoprak Paijem bisa suka sama Jono.
Itu semua tidak lain tidak bukan karena sosok Jono yang nice looking, Paijem tidak menampik hal tersebut bahwa dia tertarik karena Jono itu ganteng. Begitupun sebaliknya, Jono tertarik kepada Paijem karena walau Paijem itu cewek cuek yang terkesan kaku, tapi sebenarnya Paijem juga nice looking, pokoknya kalau digandeng setidaknya tidak memalukan.
Seringnya mereka berkomunikasi, lambat laun Paijem tak kaku lagi berbicara dengan Jono, bahkan sekarang ia sering meminta Jono untuk mengantarkannya ke toko, dimana ia harus beli peralatan untuk tugasnya. Tak hanya menemani ke toko peralatan saja, tapi kini mereka berdua jadi sering makan siang bersama.
Ada momen dimana pada waktu makan ketoprak di sebuah pos satpam kampus lain, tiba-tiba hujan deras dan disertai angin kencang. Keadaan itu sungguh membuat mereka berdua bingung dan canggung harus berbuat apa. Pos satpam yang ukuran kecil itu tidak mampu melindungi mereka dari derasnya hujan, maka tidak heran bila mereka sedikit basah diterpa air hujan yang terseret angin. Keadaan seperti ini serba salah, hujan ini membuat suhu jadi dingin. Biasanya kalau sedang dingin seperti ini, berlindung dibawah selimut atau berpelukan merupakan salah satu cara untuk menghangatkan badan.
Lalu bagaimana cara mereka mengatasi badannya yang dingin dengan keadaan terperangkap di sebuah pos satpam kecil? Apakah mereka berpelukan? Mau berpelukan juga tidak mungkin, karena Paijem dan Jono belum berkomitmen untuk 'berpacaran'.
Lalu bagaimana cara mereka mengatasi badannya yang dingin dengan keadaan terperangkap di sebuah pos satpam kecil? Apakah mereka berpelukan? Mau berpelukan juga tidak mungkin, karena Paijem dan Jono belum berkomitmen untuk 'berpacaran'.
Seketika baju mereka sudah mulai terlihat basah kuyup, badan mulai kedinginan dan tidak bisa berteduh ke kosan Tatang, dikarenakan terhalang oleh cuaca yang mengerikan tersebut. Dengan keadaan yang seperti itu lantas membuat mereka terdiam sambil menunggu hujan ini selesai.
Ketika hujan mengakibatkan teringatnya kenangan |
Dua jam berlalu, akhirnya hujan pun kian reda, Paijem mengantar Jono ke kosan Tatang, kebetulan kosan Tatang tak jauh dari pos satpam tersebut. Setelah mengantar Jono, Paijem pulang ke rumah dengan motornya.
Entah waktu kapan Paijem dan Jono pernah lost contact selama seminggu lamanya, ini disebabkan Paijem harus pergi ke luar negeri untuk mencari pundi-pundi uang demi membayar uang kuliahnya sendiri.
Sebenarnya bagaimana perasaan Jono pada saat itu terhadap Paijem? Tidak ada tahu, sebaliknya walau Paijem tak pernah memberi kabar ke Jono selama ia berada di luar negeri, Paijem sebenarnya terus mengingat Jono. Bahkan di toko oleh-oleh dia berencana untuk membelikan Jono sebuah T-shirt.
Sekembalinya ke Indonesia, Paijem kemudian menanyai kabar Jono setelah seminggu lamanya Paijem berada di luar negeri. Akhirnya mereka pun kembali bertemu untuk kesekian kalinya, tapi sudah beberapa pertemuan setelah itu Paijem tak kunjung memberikan T-shirt untuk Jono.
Sekembalinya ke Indonesia, Paijem kemudian menanyai kabar Jono setelah seminggu lamanya Paijem berada di luar negeri. Akhirnya mereka pun kembali bertemu untuk kesekian kalinya, tapi sudah beberapa pertemuan setelah itu Paijem tak kunjung memberikan T-shirt untuk Jono.
Paijem seperti terkena penyakit 'amnesia', karena ia terus saja lupa membawa T-shirt untuk Jono. Setelah lima kali bertemu sejak kepulangan Paijem, baru lah Paijem memberikan oleh-oleh berupa T-shirt biru dengan motif khas negara sana kepada Jono. Jono memang tampan seperti anggota boyband, tapi entah kenapa ia selalu menampakkan dirinya di depan Paijem bahwa dirinya sesosok laki-laki biasa yang hanya menggunakan telepon seluler CDMA butut dan juga tidak mengendarai kendaraan ke kampus seperti mahasiswa lain.
Sebab itulah, setiap mereka ingin pergi, motor Paijem lah yang dijadikan kaki untuk kemana-mana, tapi tetap yang menyetir tentu saja, Jono. Setiap selesai jalan-jalan dengan mengendarai motor, Paijem pun mengantar Jono dahulu ke taman. Jono mengatakan ke Paijem bahwa rumahnya tidak jauh dari taman. Jono lebih memilih berhenti di taman dan pulang berjalan kaki ke rumahnya. Mengapa hanya ke taman dekat rumahnya saja? Kenapa Jono tidak ingin Paijem mengantar ke depan rumahnya? Lalu mengapa selama ini Paijem tidak pernah menanyakan alasan Jono menolak untuk diantar ke rumahnya?
Sebab itulah, setiap mereka ingin pergi, motor Paijem lah yang dijadikan kaki untuk kemana-mana, tapi tetap yang menyetir tentu saja, Jono. Setiap selesai jalan-jalan dengan mengendarai motor, Paijem pun mengantar Jono dahulu ke taman. Jono mengatakan ke Paijem bahwa rumahnya tidak jauh dari taman. Jono lebih memilih berhenti di taman dan pulang berjalan kaki ke rumahnya. Mengapa hanya ke taman dekat rumahnya saja? Kenapa Jono tidak ingin Paijem mengantar ke depan rumahnya? Lalu mengapa selama ini Paijem tidak pernah menanyakan alasan Jono menolak untuk diantar ke rumahnya?
Benar-benar cowok misterius... Paijem pun juga begitu benar-benar cewek polos dan 'lempeng'. Mengapa ia terlalu cuek dan tidak peduli dengan alamat Jono? Seharusnya Paijem peka dan curiga, mengapa Jono menutupi tempat tinggalnya selama ini. Apa mungkin Paijem menunggu Jono untuk membuka sendiri? Ataukah Paijem takut untuk menanyakan alasan Jono?
~Bersambung
Komentar
Posting Komentar