Langsung ke konten utama

Ketagihan Membuat Video Klip

Entah sejak kapan terpikir untuk membuat suatu proyek video klip. Gagasan itu muncul dari ide saya ketika saya dan teman-teman sedang makan siang di sebuah restoran cepat saji di daerah Gunawarman (dekat kampus saya). Kenapa bisa muncul ide seperti itu? Karena menurut saya kegiatan syuting bersama teman-teman kelompok saya kemarin saat pelajaran prinsip penyutradaraan itu menyenangkan.

Langkah Awal
Semester awal-awal saat ada pelajaran itu, kami dituntut oleh dosen yang bernama Tommy Broto untuk membuat video klip dengan durasi 3-5 menit. Video klip tersebut boleh membawakan lagu ciptaan sendiri atau boleh covering lagu orang lain. Pada saat itu terbesit di otak kami untuk meng-cover lagu Bruno Mars berjudul "Just The Way You Are". Tim kami terdiri dari 5 orang (empat perempuan dan satu laki-laki). 

Laki-laki satu-satunya, yaitu Adly dalam tim kami menyediakan talent untuk video klip ini, ia merekomendasikan Farah (saudarinya) beserta pacar saudarinya (Farhan) itu untuk menjadi talent dalam video klip kami. Dalam satu tim ini, kami mempunyai satu visi, apa visinya? Video Klip ini harus disinari oleh talent yang charming dan camera face. Kebetulan Farah dan Farhan penampilannya charming bak artis (setelah dikasih lihat oleh Adly). Proses syuting pun sudah dilaksanakan sampai scene kesekian (setengah selesai). 

Syuting selesai karena udah dimulai dari pagi hingga malam, maka saatnya talent itu harus pulang dulu dan besok teruskan lagi atau minggu depannya lagi. Ketika akan melakukan syuting part II, talent ditelepon untuk segera datang ke lokasi, eh bagai tersambar kilat!!! Ternyata mereka tidak bisa. Disebabkan Farah itu sakit, otomatis Farhan juga tidak bisa ikut dalam syuting ini. Mending sakitnya ringan ternyata agak berat, yaitu demam berdarah. Waduh... demam berdarah kira-kira bisa sembuh dalam beberapa minggu ya? Deadline kami semakin dekat, haruskah menunggu talenan itu sampai sembuh, sementara kami dikejar deadline dari dosen? Arrrgggghh...

Masalah talent tersebut membuat kami harus putar otak, jungkir balik dan adu argumen. Dari adu argumen tersebut terjadilah perpecahan dalam kelompok kami, si satu-satunya laki-laki dalam tim kami (Adly) mengajukan kemunduran dirinya. Kenapa dia harus mundur atau keluar dari tim kami? Semua itu disebabkan dari masalah talent yang tidak lain tidak bukan adalah Farah. Dia sudah janji dengan Farah untuk membuatkannya video bersama pacarnya itu untuk anniversary-nya. Maksudnya video klip tugas ini akan dijadikan momen yang tepat untuk membuatkan video anniversary-nya tersebut. 

Akhirnya tim kami sekarang hanya sekumpulan 4 perempuan saja. Dalam argumen di tim kami, dua teman saya menangis tersedu-sedu, karena mereka berdebat dengan si Adly. Mereka berdua juga merasa apa yang telah kami lakukan kemarin, yaitu melakukan proses syuting sampai menginap di rumah orang, lokasinya jauh dari rumah, capek tenaga dan harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya talent yang kemarin itu sia-sia. Menurut kedua teman saya yang menangis itu sih demikian. Apalah arti cinta? Eh maksudnya apalah artinya syuting kemarin dong?

Ayo Semangat!
Lupakan Adly kami harus move on!! Ayo bangkit kawan-kawan! Cari inspirasi lagi, cari ide lagi untuk plan 'B'. Sambil merenung, ketawa-ketiwi, bermain UNO, akhirnya terlahir ide untuk mengganti lagu dari Bruno Mars menjadi Katy Perry. Oke fix pakai lagu Katy Perry yang berjudul "Thinking of You". Tapi yang nyanyi bukan Katy Perry melainkan Princess yang meng-cover lagu tersebut secara akustik. Lalu saya memastikan lagi, "Darius nih ganti lagu kita?".

"Iya bosen terus udah enek juga sama tuh lagu, udah capek-capek mikirin konsep, ide, eh akhirnya mandek gini!", jawab salah satu teman saya. 

"Terus-terus talent-nya gimana dah?", tanya saya penasaran.
"Yaudah Gi talent-nya loe aja deh sama pacar loe! Coba rayu pacar loe suruh bantuin kita", jawab teman-teman sekelompok dengan nada lesu.

Oke karena disuruhnya begitu, maka saya laksanakan untuk merayu pacar saya (*eh mantan). Konsepnya berubah dari lagu yang kemarin, untuk konsep lagu Katy Perry ini harus nyiapin tiga talent utama. Dua talent utama udah ada (saya dan ex), maka butuh satu talent laki-laki lagi untuk bisa menjalankan konsep tersebut. Berhubung posisi saya dalam tim ini talent coordinator, pastinya harus saya yang mencari talent satu lagi. Lalu saya menunjuk saudara saya (Yudo) untuk menjadi talent pelengkap utama. Sip... semua talent udah lengkap, proses syuting bisa dilaksanakan. 

Hari pertama scene dan satu frame bersama si ex di daerah Epicentrum Kuningan. Proses syuting terasa agak kaku dan melelahkan karena syuting dari terik siang hingga malam. Kemudian pada hari kedua scene bersama Yudo di sebuah kafe daerah Tebet. Dalam proses syuting ini terlihat teman-teman saya tertawa ngakak melihat tingkah laku saya dan Yudo yang freak dan agak gimana gitu. Lalu, disini juga harus ada peran tambahan, maka terpilihlah si Melisa. Sumpah proses syuting bersama Yudo ini penuh canda tawa. Tawanya bukan karena lucu ngelawak tapi karena kekakuannyanya.

Baiklah lanjut cerita, proses syuting telah selesai saatnya untuk memindahkan video-video tersebut dan diperiksa lagi untuk membuat sebuah video klip yang utuh. Bagaimana ngeditnya nih? Kami saja belum diajarin mengedit video di kampus, bagaimana bisa harus jadi sebuah video utuh? Dengan susah payah dan semangat, belajar otodidaklah kami dan akhirnya selesai juga (walaupun videonya masih berantakan). 

Penasaran mau lihat hasilnya seperti apa? Check it out this link! *blushing
https://www.youtube.com/watch?v=QmEPSGjmyXk

Sekian flashback-nya, sekarang kembali ke restoran siap saji daerah Gunawarman. Kami kembali ingin membuat video klip lagi. Ini didasari ide saya yang dari bulan puasa meladeni teman saya (Puspita) yang nampak kesepian untuk bernyanyi di rumah saya dengan diiringi gitar yang dimainkan oleh guru les sepupu-sepupu saya, yaitu Tiko. Kebetulan Puspita suaranya cukup merdu dan juga Tiko sendiri cukup mahir dalam bermain gitar. 

Syuting Lagi Yuk!

Saat itu sedang booming penyanyi cover  yang mengunggah videonya ke youtube. Terpikirlah saya untuk memvideokan Puspita yang sering menyanyi itu, lalu saya unggah di akun youtube saya. Tidak puas hanya dengan mengunggah video flat seperti itu, saya lalu menawarkan ke tim saya untuk membuat video klip covering lagi, tapi kali ini suaranya asli dari Puspita bukan dari penyanyi aslinya. Tim saya masih memikirkan ide saya itu, sembari memikirkan hal itu saya memperlihatkan rekaman video flat yang sudah saya unggah itu ke tim saya. Alhasil mereka tertarik untuk mulai merencanakan konsep pembuatan video klip tersebut. 




Pemilihan lagu dalam covering video klip ini adalah lagu dari Simple Plan yang berjudul "Jet Lag" (pilihan saya). Lupa saya kenapa pilih lagu ini, padahal termasuk lagu lama sih, sebenarnya mau lagu yang sedang populer atau lagu galau tapi kalau lagu galau tim saya tidak mau, karena takut terbawa arus (arus galau) haha...

Lagu sudah terpilih sekarang saatnya memikirkan konsep video klipnya, mulai dari recording, storyline, talent, tempat syuting, dan sebagainya. Merancang konsep saja sudah ribet, bikin storyline saja semua harus buat storyline sesuai imajinasi mereka masing-masing, nanti kalau sudah kelar baru dirembukkan kembali untuk menjadi suatu konsep yang matang (asyik deh bahasanya). 

Ketika masing-masing sudah membuat storyline, lagi-lagi ada permasalahan dalam tim dimana salah satu orang mempertahankan egonya, ia agak ngotot agar storyline-nya aja yang dipakai. Menurut dia apa yang ia bikin lebih fantastis dan sesuai dengan referensi keren yang ia lihat dalam beberapa video klip lain. Tak ingin terjadi perpecahan, akhirnya ngalah aja demi mempertahankan keutuhan *serius banget ceritanya

Setelah itu kami berlanjut memikirkan tentang talent-nya, bingunglah siapa aja yang mau direkrut untuk video-videoan ini, saya sebagai talent coordinator sebenarnya terpikir untuk memakai teman saya yang tampan itu, tapi pikir lagi repot juga (alasan pribadinya yang susah dijelaskan) belum lagi dia 'brondong', jadi susah kalau disandingkan dengan Puspita yang umurnya lebih tua bertahun-tahun. Tidak mau repot-repot atau teman-teman saya merasa tidak enakkan dengan Tiko, lalu dipakailah Tiko sebagai talent utama bersanding dengan Puspita (sebenarnya kurang sreg sih).

Konsep sudah selesai sekarang tinggal kami melaksanakan syuting. Lokasi syuting diambil di daerah Gunawarman, rumah saya dan di daerah Bogor. Setelah beberapa kali take scene sudah mulai terlihat bahwa Puspita mood-nya seperti roller coaster, akhirnya teman-teman saya menyudahi syuting dan scene bagian Puspita (padahal masih ada berapa scene lagi). Kejadian itu juga membuat scene si Tiko jadi tersendat, lalu kami memutuskan untuk menghilangkan scene tersebut (sebenarnya scene tersebut ada dalam konsep). Kami anggap syuting video klip ini sudah selesai, lalu kumpulan videopun juga udah terkumpul banyak. 

Tidak tahu kenapa setelah selesai syutingnya, mereka (tim saya) jadi malas dan tidak minat untuk menjadikannya dalam suatu video utuh. Alasannya saya tahu sih mungkin gara-gara rekaman suara Puspita yang udah susah-susah direkam di kampus itu hilang di laptopnya Melisa (deduksi pertama), bisa juga karena proses syuting tidak terlalu berjalan lancar sesuai konsep yang tercipta (deduksi kedua). Padahal dalam pembuatan video klip ini kami udah benar-benar bersusah payah untuk merealisasikannya. 

The Crew goes to Bogor


Hairstylist dadakan


Take langkah kakinya Puspita


Menyulap kamar menjadi studio putih


Aduk-kocok catnya dulu


Kelar ngecat kamar

Kami sudah menyulap salah satu kamar di rumah saya menjadi studio. Kamar yang berantakan penuh coret-coretan tersebut kami ubah dengan membeli cat putih dan menorehkannya ke tembok kamar itu untuk menjadikannya ruangan kamar itu bak studio. Selain melaksanakan syuting di kamar studio itu, kami juga syuting di daerah Bogor. Saat itu sinar matahari terik tak bersahabat dengan kami yang ingin melaksanakan syuting. Syuting dilakukan dengan kamera DSLR dan berharap-harap cemas melihat security mondar-mandir di dekat kami (khawatir dikenai biaya syuting untuk komersil).

Sudah cukuplah saya nyoret-nyoret di blog ini, kalau mau lihat hasilnya seperti apa bisa dilihat di sini, video editan saya yang masih kacau (susah juga menyamakan lagu dengan gerak bibir), karena banyak yang keluar dari konsep atau storyline yang udah disepakati.

Selain video inti, ada juga video gila-gilaannya dalam proses syuting (malu-maluin sih). Pokoknya ditengok sajalah ya, masbro and mbasist!



Notes: Mudah-mudahan orang yang diceritakan disini tidak "baper" ya (saya cuma ingin mengenang).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia Penyuka Warna Biru

Hai .... hai yang penyuka warna biru, mana suaranya??? Tau nggak sih, orang yang menyukai warna biru ini cenderung kelihatan lembut, kaku dan tertutup.  Namun, semua tergantung mood- nya. Untuk hal kecil aja kadang bisa terharu lho, maklum hatinya mudah tersentuh. Selain itu, menurut psikologi warna, warna biru biasanya dapat dipercaya dan profesional. Makanya nggak heran kalau bank-bank banyak yang menggunakan warna biru pada logonya. Mau tau lagi karakter tentang si biru? Nih, saya justin beberkan karakter si biru: Sabar Lebih sering memendam jika perasaan dan hatinya dilukai dan mereka lebih memilih disakiti daripada menyakiti. Jika ada masalah sangat hati-hati dan tidak ceroboh dalam menyelesaikanya. Dalam pergaulan sangatlah sopan tidak terlalu mencolok dalam bersikap tidaklah ekstrim dan menghindari kalimat yang sinis, tajam atau kasar. Ia ingin berdamai dengan dunia dan seluruh makhluk yang ada di bumi (Ini jangkauan besarnya). Jangkauan kecilnya,...

Liburan Hemat Keliling Yogyakarta

Ini adalah pengalaman saya pergi bareng dengan saudari saya, Wulan untuk pertama kalinya. Menyempatkan travel atau refreshing otak menjelang akhir tahun 2017 lalu. Liburan kali ini jadinya ke Yogyakarta dengan menaiki kereta api. Sebelum memutuskan tujuan liburan, kami berdebat panjang. Saya ingin ke Banyuwangi , tapi Wulan ingin ke Semarang. Alih-alih tidak ingin terus bersebrangan pendapat, akhirnya kami menemukan titik tengahnya, yaitu Yogyakarta. Mengapa Yogyakarta dipilih menjadi destinasi kami kali ini? Karena kami menganggap kota ini cukup bersahabat untuk kesehatan kantong kami...hehe. Saat berangkat, saya hampir ketinggalan kereta karena bangunnya kesiangan. Ada perasaan takut tiketnya nggak kepake (buang-buang duit dong?). Eh, tapi untungnya saya sampai 10 menit sebelum kereta itu berangkat. Syukurlah masih bisa kekejar dan jadilah kami berangkat naik kereta ekonomi Gajah Wong. Posisi duduk kami di kereta, yaitu berhadapan dengan penumpang lain, kaki susah dijulurkan den...

Kisah Singkat [Kissing] Belajar Bahasa Rusia di PKR

Russian Center for Science and Culture Ketertarikan saya pada Rusia diawali dengan perginya saya ke kota Vladivostok, yang berada di pinggiran Rusia dan berdekatan dengan Korea Selatan. Setelah belajar huruf 'cyrilic' secara otodidak, kemudian saya mencari informasi tentang belajar bahasa Rusia lalu langsung mendaftarkan diri di Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) yang terletak di Jl. Diponegoro No.12, Menteng tersebut. Bisanya saya belajar bahasa Rusia, padahal bahasa Inggris saja masih berantakan dan cenderung lebih ke pasif. Tapi ya mungkin memang sudah takdirnya saya harus mengenal bahasa Rusia dibanding bahasa-bahasa lainnya yang sudah terkenal dan digemari orang Indonesia kebanyakan, seperti bahasa Jepang, Perancis, Mandarin, dll. Mengambil keputusan untuk belajar bahasa Rusia seperti mengenang kembali kejayaan Soekarno pada masa itu, dimana Presiden pertama Indonesia itu bersahabat dengan petinggi Uni Soviet Nikita Krushchev sehingga berdirilah sebuah mesjid biru yang te...