Langsung ke konten utama

Mengurus Paspor dan KTP Itu Ribet!

Hi guys, lagi mau cerita nih... mumpung saya lagi kebagian kerja di rumah, saya manfaatin aja buat ngurus-ngurus dokumen yang udah hampir expired, seperti Paspor dan KTP

Hari Pertama
Saya ngurus paspor ke Kantor Imigrasi Jakarta Pusat yang berlokasi di Jl.Merpati, Kemayoran. Sebenarnya mau ngurusnya di Cipinang aja, cuma berhubung teman banyak yang ngurus kesana dan juga bisa sistem one day service (sehari jadi), jadinya ke Imigrasi Pusat lah saya.
Tapi bodohnya, sebelum kesana nggak googling dulu datang kesana baiknya harusnya jam berapa. Dengan pedenya saya dan teman saya (sebut saja Mawar-) datang kesana Pkl. 10.30 WIB. Ya Allah... salah banget datang kesana jam segituan, jelas nomor antrean udah abis (pantes sepi nggak ada yang antre), mengingat kuota terbatas cuma 100 aja. Alhasil wassalam :(

Hari Kedua
Belajar dari pengalaman di hari pertama, otomatis datang lebih pagi dong?! Oke saya niatin berangkat pagi-pagi jemput Mawar dulu yang di daerah Tanah Tinggi, ya walaupun ngantuk karena tidurnya sambung-menyambung (kerja malam-pagi di rumah) dapat intensitas tidur hanya 2 jam saja.

Saya berangkat dari rumah Pkl.5.40 WIB menuju rumah Mawar. Sampai rumah Mawar Pkl.6.30. Langsung deh berangkat ke Kantor Imigrasi Jakpus, dari rumah Mawar sih nggak jauh, karena cuma 15 menit aja sampai sana. 

Setelah sampai, baru parkir motor sudah terlihat antrean yang "Wow... fantastis!!! Sampai keluar pagar gedung!!!" Belum sempat ngelepas jaket, buru-buru aja saya ngikut antre. 

Selagi antre saya ngobrol-ngobrol deh tuh sama Mawar was... wes... wos dengan logat Betawi yang kental banget kayak susu. Lagi ngobrol-ngobrol gitu, eh ada bocah dengan wajah bulenya ikutan nimbrung yang ada di barisan depan kami. 

Dia bilang kalau di Imigrasi Jakpus cuma nampung 100 kuota dan dia juga bilang kalau di Imigrasi Jakbar lebih pelit lagi, yaitu cuma 50 kuota. Ah gila pelit banget, mungkin pelitnya gara-gara Imigrasi Jakbar dan Jakpus yang ada sistem one day service. 

Kebayang nggak tuh petugasnya harus ngeladenin 100 atau 50 orang dalam sehari??? Nggak heran juga sih mereka ngebatasin kuotanya. Berhubung yang mau bikin paspor atau perpanjang paspor nggak cuma 100 orang perhari, mungkin bisa lebih dari 500 orang (dugaan saya). 

Kembali ke cerita, sekarang saya udah di antrean yang kira-kira 15-20 orang di depan saya lagi untuk menuju pemeriksaan berkas-berkas demi mendapat nomor antrean untuk dilayani hari itu juga. Masih harap-harap cemas nih, kira-kira saya kebagian nggak ya masuk dalam kuota 100 itu??? 

Oke jawabannya adalah setelah tinggal 10 orang lagi di depan saya sebelum menuju petugas pemeriksa berkas-berkas, mendadak petugas dari imigrasi mengumumkan bahwa nomor antrean telah habis!!! Terkecuali untuk yang online masih tersisa. Damn! Lagi-lagi gagal untuk menuju pemeriksaan... sedih BANGET udah jauh-jauh dari Bekasi, bangun pagi juga... akhirnya useless.

Walaupun nomor antrean abis, Mawar merapat ke petugas pemeriksa berkas-berkas, doi nanya-nanya aja sih dan sekalian ngeliatin berkasnya kira-kira udah layak apa belum. Yaudah sekalian aja saya tanya masalah KTP yang udah habis masa berlakunya dan juga KTP asli sebelum E-KTP hilang yang cuma ada resi dari kecamatan kira-kira bisa digunain nggak buat memeperpanjang paspor? Dan ternyata kata petugasnya tidak bisa, harus KTP asli nggak bisa pake resi-resian. 

Aelahhh... rese banget, walaupun ada resi dari polsek dan kecamatan nggak bisa??? Astaga... tau gitu makin sia-sia aja saya kesini. 

Yaudah deh abis dari sini, saya makan dulu terus langsung ke kecamatan domisili saya. saya nanya E-KTP saya udah jadi apa belum? Eh ternyata belum jadi!!! Buset lama banget!!! Perasaan foto buat E-KTP udah lama, waktu Alm.Nenek saya masih hidup sampai meninggalnya udah mau tahun ketiga belum jadi-jadi juga??? Idih lelet banget nih Bekasi... sebagai warga Bekasi saya agak kecewa :'(

Lalu petugas di kecamatan menawarkan KTP biasa saja dengan adanya biaya pembuatan sebesar Rp.50.000 (diluar ongkos jasanya). Dia bilang bisa 2-3 hari jadi deh itu KTP dengan syaratnya fotokopi KK dan fotokopi resi polsek & kecamatan dan foto 2x3. 

Untung saya udah ada fotokopiannya jadi nggak usah repot-repot fotokopi lagi, paling cuma foto 2x3 yang lupa dibawa. Katanya sih nggak apa-apa foto nggak dibawa, dibawanya bisa pas kalau KTP-nya udah jadi. Yaudah akhirnya saya serahin fotokopiannya, beserta uang Rp.60.000 ke Bpk.Asep. Kemudian dia menyuruh saya menuliskan nomor Hp saya di kertas dan juga dia memberikan nomor Hp-nya juga ke saya.

Okedeh semoga cepat kelar deh tuh KTP! Penting banget KTP buat ngurus paspor, Skck, dll. Sekian curhatan saya yang melelahkan dan ribet... Adios!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia Penyuka Warna Biru

Hai .... hai yang penyuka warna biru, mana suaranya??? Tau nggak sih, orang yang menyukai warna biru ini cenderung kelihatan lembut, kaku dan tertutup.  Namun, semua tergantung mood- nya. Untuk hal kecil aja kadang bisa terharu lho, maklum hatinya mudah tersentuh. Selain itu, menurut psikologi warna, warna biru biasanya dapat dipercaya dan profesional. Makanya nggak heran kalau bank-bank banyak yang menggunakan warna biru pada logonya. Mau tau lagi karakter tentang si biru? Nih, saya justin beberkan karakter si biru: Sabar Lebih sering memendam jika perasaan dan hatinya dilukai dan mereka lebih memilih disakiti daripada menyakiti. Jika ada masalah sangat hati-hati dan tidak ceroboh dalam menyelesaikanya. Dalam pergaulan sangatlah sopan tidak terlalu mencolok dalam bersikap tidaklah ekstrim dan menghindari kalimat yang sinis, tajam atau kasar. Ia ingin berdamai dengan dunia dan seluruh makhluk yang ada di bumi (Ini jangkauan besarnya). Jangkauan kecilnya,...

Liburan Hemat Keliling Yogyakarta

Ini adalah pengalaman saya pergi bareng dengan saudari saya, Wulan untuk pertama kalinya. Menyempatkan travel atau refreshing otak menjelang akhir tahun 2017 lalu. Liburan kali ini jadinya ke Yogyakarta dengan menaiki kereta api. Sebelum memutuskan tujuan liburan, kami berdebat panjang. Saya ingin ke Banyuwangi , tapi Wulan ingin ke Semarang. Alih-alih tidak ingin terus bersebrangan pendapat, akhirnya kami menemukan titik tengahnya, yaitu Yogyakarta. Mengapa Yogyakarta dipilih menjadi destinasi kami kali ini? Karena kami menganggap kota ini cukup bersahabat untuk kesehatan kantong kami...hehe. Saat berangkat, saya hampir ketinggalan kereta karena bangunnya kesiangan. Ada perasaan takut tiketnya nggak kepake (buang-buang duit dong?). Eh, tapi untungnya saya sampai 10 menit sebelum kereta itu berangkat. Syukurlah masih bisa kekejar dan jadilah kami berangkat naik kereta ekonomi Gajah Wong. Posisi duduk kami di kereta, yaitu berhadapan dengan penumpang lain, kaki susah dijulurkan den...

Kisah Singkat [Kissing] Belajar Bahasa Rusia di PKR

Russian Center for Science and Culture Ketertarikan saya pada Rusia diawali dengan perginya saya ke kota Vladivostok, yang berada di pinggiran Rusia dan berdekatan dengan Korea Selatan. Setelah belajar huruf 'cyrilic' secara otodidak, kemudian saya mencari informasi tentang belajar bahasa Rusia lalu langsung mendaftarkan diri di Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) yang terletak di Jl. Diponegoro No.12, Menteng tersebut. Bisanya saya belajar bahasa Rusia, padahal bahasa Inggris saja masih berantakan dan cenderung lebih ke pasif. Tapi ya mungkin memang sudah takdirnya saya harus mengenal bahasa Rusia dibanding bahasa-bahasa lainnya yang sudah terkenal dan digemari orang Indonesia kebanyakan, seperti bahasa Jepang, Perancis, Mandarin, dll. Mengambil keputusan untuk belajar bahasa Rusia seperti mengenang kembali kejayaan Soekarno pada masa itu, dimana Presiden pertama Indonesia itu bersahabat dengan petinggi Uni Soviet Nikita Krushchev sehingga berdirilah sebuah mesjid biru yang te...