Kisah ini
diangkat dari seorang teman saya yang berprofesi sebagai penari profesional.
Kenapa saya angkat cerita dia? Ya karena saya merasa tertarik dengan jalan
hidupnya yang bisa dibilang cukup rumit tapi menarik untuk dijadikan bahan
koreksi untuk diri sendiri dan yang lain.
Dalam
suatu keluarga sederhana ada seorang perempuan berkulit sawo matang dan manis
yang bernama Novi (sebut saja begitu). Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya perempuan begitupun
adiknya. Umur Novi dan kakaknya hanya berbeda tiga tahun saja, sedangkan
adiknya sekarang masih duduk di sekolah menengah tingkat pertama kelas dua.
Pada saat ia kecil, papa dan mamanya telah memutuskan untuk berpisah atau dengan kata lainnya bercerai. Setelah kedua orang tuanya bercerai, ia beserta kakak dan adiknya tinggal bersama mamanya di daerah Tangerang, maklum saja karena mungkin hak asuhnya jatuh ke tangan mamanya. Lalu bagaimana dengan papanya? Selepas berpisah, papanya sekarang berada di pulau Kalimantan seorang diri tanpa didampingi buah hatinya satu pun.
Novi akhirnya melangsungkan hidupnya melalui hari demi hari tanpa kehadiran sang papa di sisinya. Walupun ia tinggal bersama mama dan saudara-saudara kandungnya, tetap saja dia merasa kesepian atau ada sesuatu yang kurang lengkap tanpa adanya seorang papa di dalamnya.
Selama ditinggal papanya, keluarga Novi mengalami pasang-surut ekonomi. Alhasil, Novi dan kakaknya harus bersusah payah mengais rezeki untuk menyambung hidup mereka dan juga membiayai pendidikan mereka berdua serta adiknya. Untuk mencari uang sebanyak-banyaknya ia dan kakaknya bekerja menjadi penari. Sungguh beruntung mereka berdua dikarunia bakat seperti itu dari Tuhan, sehingga mereka tidak perlu meminta-minta seperti pengemis jalanan yang hanya duduk manis menunggu belas kasihan dari orang-orang sekitarnya.
Novi dan kakaknya mulai belajar menari ketika mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Pada saat itu mereka masih belajar tari tradisional. Setelah lulus sekolah dasar, Novi melanjutkan lagi ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah dimana dia mulai mempelajari tarian modern dance yang sangat kontras sekali dengan tarian tradisional.
Tarian modern dance sungguh berbeda sekali dengan tradisional, karena di
dalam modern dance terdapat gerakan-gerakan
yang sangat lincah dan pakaiannya pun harus terlihat berani atau sexy. Mungkin awalnya dia agak kaku dalam melakukan gerakan-gerakan
tersebut, tapi seiring waktu berjalan, nampaknya ia sudah terbiasa dan
menguasai gerakan-gerakan modern dance.
Di bangku kuliah adalah masa-masa dimana dia mulai mendapat tawaran menari modern dance, itu semua berkat kegigihannya berlatih dengan tekun dan juga memang bakat dari lahirnya sehingga bisa mendapat banyak tawaran seperti itu. Banyak sekali tawaran menari yang ia dapat, bahkan dalam seminggu ia bisa menerima show sebanyak lima kali.
Tak puas dengan tawaran menjadi penari modern dance, ia pun mencoba untuk menjadi gogo dancer. Itu semua ia lakukan denga terpaksa dengan maksud untuk mencari uang sebanyak-banyaknya untuk biaya kuliah dan sekolah adiknya. Lalu, teman dekatnya Novi ada yang mengetahui kalau Novi sekarang jadi penari gogo dancer. Mengetahui hal itu teman dekatnya memberi nasihat ke Novi agar ia meninggalkan pekerjaan itu, karena itu bukanlah pekerjaan yang cukup baik untuk dijalani. Mendengar nasihat dari sahabatnya, akhirnya Novi berhenti menjadi gogo dancer dan sekarang dia kembali menekuni modern dance dan tari tradisional saja.
Walaupun Novi sudah berhenti sebagai gogo dancer hal itu tidak menyurutkan tawaran menarinya, bahkan dia rela bersakit-sakit hingga terkapar sampai masuk rumah sakit hanya gara-gara terlalu banyak mengambil tawaran tersebut. Sungguh ironis, harus mengais rezeki sebanyak-banyaknya hanya untuk menghidupi keluarganya tanpa adanya seorang papa. Padahal sudah banyak teman yang menasihati dia agar tidak terlalu gegabah dalam mengambil banyak tawaran. Tapi apa daya memang ia harus menanggung beban ini.
Belum selesai masalah tersebut, datang lagi masalah berikutnya. Kakaknya ternyata hamil di luar nikah (married by accident) dan juga pindah agama karena mengikuti pasangannya. Ya Tuhan, masalah apalagi yang Engkau timpakan kepadanya? Ada saja masalah yang menimpa dalam keluarganya. Semakin berat saja beban pikiran Novi, dimana ia harus menanggung cibiran dari banyak orang tentang kakaknya itu. Betapa miris hidup Novi...apakah ini adalah jalan hidup seorang penari?
Komentar
Posting Komentar