Ini adalah pengalaman saya pergi bareng dengan saudari saya, Wulan untuk pertama kalinya. Menyempatkan travel atau refreshing otak menjelang akhir tahun 2017 lalu. Liburan kali ini jadinya ke Yogyakarta dengan menaiki kereta api. Sebelum memutuskan tujuan liburan, kami berdebat panjang. Saya ingin ke Banyuwangi , tapi Wulan ingin ke Semarang. Alih-alih tidak ingin terus bersebrangan pendapat, akhirnya kami menemukan titik tengahnya, yaitu Yogyakarta. Mengapa Yogyakarta dipilih menjadi destinasi kami kali ini? Karena kami menganggap kota ini cukup bersahabat untuk kesehatan kantong kami...hehe. Saat berangkat, saya hampir ketinggalan kereta karena bangunnya kesiangan. Ada perasaan takut tiketnya nggak kepake (buang-buang duit dong?). Eh, tapi untungnya saya sampai 10 menit sebelum kereta itu berangkat. Syukurlah masih bisa kekejar dan jadilah kami berangkat naik kereta ekonomi Gajah Wong. Posisi duduk kami di kereta, yaitu berhadapan dengan penumpang lain, kaki susah dijulurkan den...
Berhijab tapi pacaran? Hmm... sebenarnya dari agama sih berhijab atau nggak emang dilarang buat pacaran. Namun, tampaknya hampir semua orang mempunyai idealisme yang menyimpang dari isi pedoman agamanya. Entah mereka itu idealis atau realis, atau bisa juga seimbang antara realis dan idealis. Dari tadi bahas idealisme dan realisme, apa sih maksud dari kedua kata itu? Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu individu yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Sedangkan, realisme berarti sikap atau pola pikir yang mengikuti arus perkembangan di sekitarnya. Kamu tipe yang mana? Ngomong-ngomong, kenapa tiba-tiba bahas idealisme dan realisme? Udah gitu bikin contoh pada awal tulisannya tentang hijab. Eh, terus mana bawa-bawa agama pula. Pada dasarnya nggak ada maksud apa-apa sih, hanya ingin beri contoh demikian. Jujur saya memang belum sepenuhnya berpegang erat pada pedoman agama saya sendiri. ...