Langsung ke konten utama

Paijem dan Jono Part I (Pertemuan di Tukang Mie Ayam)

Inilah kisah percintaan yang lucu antara cewek dan cowok, berawal dari pertemuan di tukang mie ayam. Sebut saja si cowok namanya Jono dan ceweknya Paijem. Sosok Jono yang cukup rupawan bak anggota Boyband, berkulit bersih, sering memakai lotion saat akan pergi, bau badannya wangi dan juga badannya agak berisi karena sering fitness menjadikannya pantas disebut cowok cukup populer di kampusnya. Biarpun Jono terlihat seperti cowok metroseksual yang biasanya 'stigma' orang cowok metroseksual itu belok itu salah! Jono tidak belok ataupun 'homo', tapi memang dia tipe kesukaan para homo di luar sana.
Sosok si Jono

Lalu bagaimana dengan sosok Paijem? Apakah dia cewek idiot yang jelek dan seperti tokoh bety lafea? Tentu tidak. Paijem itu perawakannya nice body walau bukan seperti 'Toge Pasar' (Toket Gede Pantat Besar -sorry) tapi bisa dibilang badannya ideal. Kulitnya mulus, putih seperti di iklan Sabun "Shinzui". Selain itu Paijem adalah karakter cewek cuek dan polos yang tidak terlalu memikirkan penampilannya. Simple adalah mottonya, karena dia tidak suka menjadi cewek yang ribet yang melulu harus dandan dan tampil seksi nan menawan.
"Terima aku apa adanya Jon", pinta Paijem dalam hatinya
 
Diceritakan saat itu dimana Paijem sedang bersama temannya, Lia dan pacarnya yang bernama Tatang pergi dari kampus menuju ke kosan Tatang. Baru berjalan sampai di depan gerbang kampus, Tatang tak sengaja melihat temannya, yaitu Jono sedang nongkrong di tukang mie ayam. Tanpa basa-basi si Tatang mengenalkan Paijem kepada Jono. Jono tanpa rasa sungkan, spontan mengulurkan tangan kanannya sambil tersenyum sipit kepada Paijem. Paijem dengan rasa bingung dan malu-malu akhirnya menyambut uluran tangan si Jono dengan senyum simple

"Paijem, nanti loe bawa motornya diantar sama Jono aja ya, karena agak bahaya jalannya lawan arah", ujar Tatang tiba-tiba.

Entah mengapa tiba-tiba Tatang menyuruh Paijem untuk membawa motornya yang masih di parkiran kampus untuk segera dibawa saja ke kosannya. Tanpa pikir panjang, Paijem pun nurut apa yang dibilang Tatang, kemudian Paijem dibonceng Jono menuju ke kosan Tatang. Selama perjalanan menuju kosan, Paijem tak berkata sepatah-kata pun kepada Jono, terkecuali Jono yang bertanya lebih dulu. Karena Paijem adalah tipikal orang yang tidak bisa membuka obrolan terhadap orang yang baru dikenalnya.

Sesampainya di kosan Tatang, Paijem turun dari motor, lalu Jono sibuk memarkirkan motor Paijem. Sebelum masuk kosan Tatang, Paijem membuka alas kakinya, kemudia Paijem dan Lia langsung mengerjakan tugas kampusnya. Belum lama mengerjakan tugas kampus, Teng... jarum jam pun menunjuk angka 12 siang, perut Paijem dan Lia pun bergetar bagai alarm alamiah yang memanggil-manggil. Lia lantas tanpa sungkan bilang ke Tatang, "Yang aku laper, tolong beliin aku makanan dong!" pintanya memanja. 

Mendengar itu Tatang langsung berdiri menanyai Lia dan Paijem mau makan apa? Lia mau makanan yang berkuah, sedangkan Paijem mau ketoprak. Lalu Tatang bergegas mengajak Jono untuk menemaninya beli makanan tersebut. Sekembalinya Tatang dan Jono dari membeli makanan, mereka semua langsung menyantap makanan itu dengan lahap, tapi tidak untuk Jono dan Paijem. 

Paijem kebetulan tidak menyukai Ketoprak yang pedas begitupun Jono yang juga memaksakan diri memakan ketoprak yang pedas. Sebenarnya Jono paling anti dengan yang namanya pedas, karena sehabis makan pedas seketika langsung ingin buang air besar. 

Tapi selama masih ada Paijem di kosan Tatang, Jono pun menahan sakit perutnya karena 'jaim' terhadap Paijem. Setelah selesai makan, Paijem ingin pulang dan ia teringat bahwa tadi ia belum memberi uang untuk beli ketoprak. Paijem sontak bertanya harga ketoparak tadi kepada Tatang.
  
"Udah nggak usah bayar, Jem, lagian si Jono kok yang bayarin loe ini...", ujar Tatang.

Mendengar hal itu, Paijem mengucapkan terima kasihnya kepada Jono sembari pamit pulang bersama Lia.

~Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia Penyuka Warna Biru

Hai .... hai yang penyuka warna biru, mana suaranya??? Tau nggak sih, orang yang menyukai warna biru ini cenderung kelihatan lembut, kaku dan tertutup.  Namun, semua tergantung mood- nya. Untuk hal kecil aja kadang bisa terharu lho, maklum hatinya mudah tersentuh. Selain itu, menurut psikologi warna, warna biru biasanya dapat dipercaya dan profesional. Makanya nggak heran kalau bank-bank banyak yang menggunakan warna biru pada logonya. Mau tau lagi karakter tentang si biru? Nih, saya justin beberkan karakter si biru: Sabar Lebih sering memendam jika perasaan dan hatinya dilukai dan mereka lebih memilih disakiti daripada menyakiti. Jika ada masalah sangat hati-hati dan tidak ceroboh dalam menyelesaikanya. Dalam pergaulan sangatlah sopan tidak terlalu mencolok dalam bersikap tidaklah ekstrim dan menghindari kalimat yang sinis, tajam atau kasar. Ia ingin berdamai dengan dunia dan seluruh makhluk yang ada di bumi (Ini jangkauan besarnya). Jangkauan kecilnya,...

Liburan Hemat Keliling Yogyakarta

Ini adalah pengalaman saya pergi bareng dengan saudari saya, Wulan untuk pertama kalinya. Menyempatkan travel atau refreshing otak menjelang akhir tahun 2017 lalu. Liburan kali ini jadinya ke Yogyakarta dengan menaiki kereta api. Sebelum memutuskan tujuan liburan, kami berdebat panjang. Saya ingin ke Banyuwangi , tapi Wulan ingin ke Semarang. Alih-alih tidak ingin terus bersebrangan pendapat, akhirnya kami menemukan titik tengahnya, yaitu Yogyakarta. Mengapa Yogyakarta dipilih menjadi destinasi kami kali ini? Karena kami menganggap kota ini cukup bersahabat untuk kesehatan kantong kami...hehe. Saat berangkat, saya hampir ketinggalan kereta karena bangunnya kesiangan. Ada perasaan takut tiketnya nggak kepake (buang-buang duit dong?). Eh, tapi untungnya saya sampai 10 menit sebelum kereta itu berangkat. Syukurlah masih bisa kekejar dan jadilah kami berangkat naik kereta ekonomi Gajah Wong. Posisi duduk kami di kereta, yaitu berhadapan dengan penumpang lain, kaki susah dijulurkan den...

Kisah Singkat [Kissing] Belajar Bahasa Rusia di PKR

Russian Center for Science and Culture Ketertarikan saya pada Rusia diawali dengan perginya saya ke kota Vladivostok, yang berada di pinggiran Rusia dan berdekatan dengan Korea Selatan. Setelah belajar huruf 'cyrilic' secara otodidak, kemudian saya mencari informasi tentang belajar bahasa Rusia lalu langsung mendaftarkan diri di Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) yang terletak di Jl. Diponegoro No.12, Menteng tersebut. Bisanya saya belajar bahasa Rusia, padahal bahasa Inggris saja masih berantakan dan cenderung lebih ke pasif. Tapi ya mungkin memang sudah takdirnya saya harus mengenal bahasa Rusia dibanding bahasa-bahasa lainnya yang sudah terkenal dan digemari orang Indonesia kebanyakan, seperti bahasa Jepang, Perancis, Mandarin, dll. Mengambil keputusan untuk belajar bahasa Rusia seperti mengenang kembali kejayaan Soekarno pada masa itu, dimana Presiden pertama Indonesia itu bersahabat dengan petinggi Uni Soviet Nikita Krushchev sehingga berdirilah sebuah mesjid biru yang te...